Kamis, 13 September 2012

pengertian tablet

Pengertian

Dari beberapa pengertian tablet menurut beberapa literatur dapat disimpulkan bahwa :
-          Tablet (bahasa Yunani: tabula berarti 'meja') adalah campuran zat aktif dan zat pengikat, biasanya dalam bentuk bubuk, yang dibentuk menjadi padatan. Obat-obatan yang diberikan secara oral, sangat lazim tersedia dalam bentuk tablet; penggunaan kata tablet sendiri secara umum merujuk pada tablet obat. Tablet obat juga sering disebut pil. Produk lain yang juga diproduksi dalam bentuk tablet yang akan larut antara lain adalah produk-produk pembersih dan penghilang bau.Tablet dibagi menjadi beberapa golongan, di antaranya berdasarkan: metode pembuatannya, distribusi obat dalam tubuh, jenis bahan penyakit, dan tujuan penggunaan obat.
-          Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm.
-          Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Ditjen POM.,1979).
-          Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tabet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat-obat secara oral dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna atau zat pemberi rasa (Ansel, 1989).

Bentuk dan ukuran tablet
a. Bentuk tablet
  • Bentuk silinder
  • Bentuk kubus
  • Bentuk cakram
  • Bentuk bundar
  • Bentuk batang
  • Bentuk telur/peluru
  • Bentuk pipih/sirkuler
  • Bentuk oval
  • Bentuk cincin
  • Bentuk segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi, segiempat panjang, bentuk hati.

b. 
Ukuran tablet

1. Menurut R.Voigt
  • Garis tengah pada umumnya 15-17 mm
  • Bobot tablet pada umumnya 0.1-1 gr.
2. Menurut Lachman

  • Tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inc
  • Berat tablet berkisar antara 120-700 mg ≥ 800 mg
  • Diameternya 1/4 – 7/6 inci
3. Menurut Dom Martin
  • Diameternya 1/8 – 1 1/5 inci
4. Menurut FI III dan FN
  • Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
Keuntungan dan kerugian
Keuntungan tablet
1. Tablet dipasaran mudah diberikan dalam dosis yang tepat jika diinginkan dosis dapat dibagi rata dan akan memberikan efek yang akurat.
2. Tablet tidak mengandung alcohol
3. Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
4. Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan mudah pemberiannya.
5. Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien.
6. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling lemah.
7. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
9. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan diusus atau produk lepas lambat.
10. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
11. Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas air.
12. Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.
13. Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut.
14. Konsentrasi yang bervariasi.
Kerugian tablet
1. Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
2. Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.
3. Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.
4. Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet tersebut adalah permen.
5. Warnanya cenderung memberikan bahaya.
Jenis-jenis tablet
- Tablet kompresi
Adalah tablet kompresi yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya diberi tambahan sejumlah bahan pembantu.
- Tablet kompresi ganda
Adalah tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan.
- Tablet salut gula
Ini merupakan tablet tablet kempa yang terdiri dari penyalut gula. Tujuan penyalutan ini adalah untuk melindungi obat dari udara dan kelembapan serta member rasa atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan obat.
- Tablet diwarnai coklat
Tablet ini menggunakan coklat untuk menyalut dan mewarnai tablet, misalnya dengan menggunakan oksida besi yang dipakai sebagai warna tiruan coklat.
- Tablet salut selaput
Tablet kompresi ini disalut dengan selaput tiais dari polimer yang larut atau yang tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet.
- Tablet kunyah
Yaitu tablet yang dikunyah lembut, segera hancur ketika dikunyah adalah dibiarkan larut dalam mulut, terasa enak dan menarik, biasa digunakan untuk tablet anak, antisid dan antibiotic.
- Tablet effer vescent
Yaitu tablet berbuih dilakukan dengan cara kompresi granulasi yang mengandung garam-garam effer adalah bahan bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air. Campurannya biasanya adalah asam dan basa. Asamnya adalah as. Sitrat atau as. Tartrat. Sadangkan basanya adalah basa karbonat.
- Tablet hipodermik
Yaitu tablet yang diperuntukkan atau dimasukkan dibawah kulit dibuat secara septic dan streril mungkin.
- Tablet larut
Tablet yang ditujukan pada umumnya untuk antiseptic. Berupa larutan untuk luka atau infeksi pada kulit persyratan utama zat aktif dan zat adiktif harus larut sempurna dalam pelarut membentuk larutan yang sempurna dan tidak toksik.
- Tablet hisap
Digunakan untuk pengobatan local disekitar mulut.
- Tablet Salut enteric
Tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak atau hancur dilambung tapi diusus.
- T ablet sublingual atau bukal
Yaitu tablet yang disisipkan dipipi dan dibawah lidah. Biasanya bentuknya datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi adalah dibawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral. Tujuannya agar obat dapat diabsorpsi dengan cepat.
- Tablet triturate
Bentuk tablet ini biasanya kecil dan silinder dibuat dengan cetakan atau dibuat dengan kompressi mengandung sejumlah kecil obat keras.
- T. pembagi
Yaitu tablet yang digunakan untuk membuat puyer.
- T. penglepas terkendali
Yaitu tablet dari kapsul yang penglepasan obatnya secara terkendali.



Metode pembuatan tablet
1. Metode granulasi basah
Tahapannya :
  • Pengeringan bahan obat dan zat tambahan
  • Pencampuran serbuk gilingan
  • Persiapan larutan pengikat
  • Pencampuran larutan pengikat dan campuran serbuk hingga membentuk massa yang basah.
  • Pengayak kasar dari massa yang basah menggunakan ayakan no 6-12.
  • Pengeringan granul basah
  • Pengayakan granul kering dengan pelicin dan penghancur.
  • Pencampuran bahan ayakan.
  • Tablet dikempa.
2. Metode granulasi kering
Tahapannya :
  • Penggilingan bahan obat dalam bahan tambahan.
  • Pencampuran bahan yang telah digiling
  • Pengempaan menjadi tablet yang besar.
  • Slug dan pengayakan
  • Pencampuran dengan pelican dan penghancur
  • Tablet dikempa.
3. Metode kempa langsung
Tahapannya :
  • Penggilingan dari bahan obat dan bahan tambahan.
  • Pencampuran dari semua bahan.
  • - Tablet dikempa.
PERMASALAHAN DALAM TABLET
Selama ini, saat menerima resep dokter , sebagai konsumen muslim kita tidak terlalu peduli bentukan ramuan apa dan bahkan sumber dari obat yang ditulis oleh dokter. Bisa jadi kondisi tersebut karena ketidaktahuan , tidak peduli atau masih mau menjadi permisif dengan dalih darurat.

Dunia obat-obatan sebetulnya menyimpan banyak masalah ditinjau dari segi kehalalan bahan yang digunakan. Baik sebagai bahan utama atau pun sebagai bahan tambahan yang digunakan dalam membuat obat-obatan tersebut. Sebut saja tablet, obat yang hampir selalu kita beli bebas dan konsumsi ketika sakit kepala, sakit perut atau bahkan obat yang berasal dari resep dokter.

Sebenarnya apa saja kandungan dari obat yang berbentuk tablet yang perlu dikritisi dari segi kehalalannya?Selain komponen utama, maka bahan lain yang digunakan untuk pembuatan tablet cukup banyak ragamnya. Dan tentunya setiap bahan tambahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang ada yang sesuai dengan CPOB (cara pembuatan obat yang baik).

Salah satu syarat bahan pembantu yang digunakan untuk pembuatan tablet adalah harus netral, tidak berbau,tidak berasa dan lebih baik tidak berwarna. Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai (1) bahan pengisi (2) bahan pengikat, (3) bahan pelincir (termasuk bahan pengatur aliran,bahan pelican dan bahan pemisah bentuk) (4) bahan penghancur, (5) bahan penahan lembab, bahan peng adsorpsi dan bahan penghambat kelarutan.

Kehalalan Bahan Tambahan Tablet

Bahan-bahan yang biasanya digunakan sebagai bahan tambahan tablet sesuai kelompok fungsinya adalah sebagai berikut :

Bahan pengisi : Bahan yang umumnya digunakan sebagai bahan pengisi adalah pati kentang, pati jagung, pati gandum, laktosa,glukosa,manitol dan levulosa.
Bahan Pengikat : Bahan yang umumnya digunakan sebagai bahan pengikat adalah gula, jenis pati, gelatin , turunan selulosa, gum arab, tragakan, polietilen glikol dan polivinilpirolidon
Bahan Pelincir : Talk, talk disilikonisasi, Ca/Mg/Al Stearat, asam stearat, asam palmitat, pati aerosol, polietilenglikol, stearil–, setil–, miristil alcohol, lanette, serbuk susu bebas lemak, paraffin, lemak hidrogenase dan emulsi silicon
Bahan Penghancur : pati kentang,Na karboksi metal amilo pectin, ultra amylopektin (UAP), asam alginate dan garamnya, formol gelatin, formaldehida kasein, selulosa, asam poliakrilat, Na Hidrogen,karbonat, Na-Lauril sulfat, trietanol aminoleat/stearat
Bahan Penahan Lembab : gliserol,pati, sorbitol
Bahan Pengadsorpsi : laktosa, beberapa jenis pati, bentonit,aerosol
Bahan Penghambat kelarutan : sakarosa,gum arab,tragakan, dekstrin, lemak hidrogenase,stearin,paraffin dan polietilen glikol.
Dari kelompok bahan berdasarkan fungsi tersebut, maka dari segi kehalalan bahan yang perlu diketahui sumbernya adalah laktosa, gelatin, bahan-bahan yang mengandung asam-asam lemak seperti stearat,oleat,palmitat. Selain itu sumber gliserin dan jenis lemak hidrogenasi . Semua bahan-bahan tersebut diragukan karena dapat bersumber dari hewan atau pun tanaman. Atau apakah bahan tambahan tersebut merupakan hasil samping suatu produk pangan lainnya yang perludiragukan kehalalannya seperti laktosa.

Laktosa merupakan by product (hasil samping) dari proses pembuatan keju. Selama keju yang dihasilkan menggunakan bahan-bahan halal, maka laktosa yang dihasilkan pun adalah halal Sekarang sudah saatnya konsumen muslim bergerak sedikit demi sedikit untuk mengkritisi apapun yang masuk ke dalam tubuhnya,sekali pun untuk maksud dan tujuan pengobatan. Karena Allah menyediakan obatnya (halal) untuk setiap penyakit, kecuali penyakit pikun demikian salah satu hadis berbunyi.Sudah saatnya pula konsumen muslim meminta haknya pada produsen untuk menyediakan obat-obatan yang halal yang akan mereka konsumsi. Selagi ada demand disitulah muncul peluang

Evaluasi Tablet

Keseragaman Sediaan

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan dua metode yaitu:

− Keragaman bobot dilakukan terhadap tablet yang mengandung zat aktif 50

mg atau lebih atau merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan

− Keseragaman kandungan dilakukan terhadap tablet yang mengandung zat

aktif kurang dari 50 mg atau kurang dari 50% dari bobot satuan sediaan

(Ditjen POM., 1995).

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan masalah keseragaman isi tablet

yaitu tidak seragamnya distribusi bahan obat pada pencampuran bubuk atau

granulasi, pemisahan dari campuran bubuk atau selama berbagai proses

pembuatan, dan penyimpangan berat tablet (Lachman, dkk., 1994).

Waktu Hancur

Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan tablet untuk hancur di bawah

kondisi yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan berukuran

mesh-10. Uji ini tidak memberi jaminan bahwa partikel-partikel itu akan melepas

bahan obat dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya (Lachman, dkk.,

1994).

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adalah sifat

kimia dan fisis dari granulat, kekerasan dan porositasnya. Tablet biasanya




diformulasi dengan bahan pengembang atau bahan penghancur yang




menyebabkan tablet hancur di dalam air atau cairan lambung. Hancurnya tablet

tidak berarti sempurna larutnya bahan obat dalam tablet. Kebanyakan bahan

pelicin bersifat hidrofob, bahan pelicin yang berlebihan akan memperlambat

waktu hancur. Tablet dengan rongga-rongga yang besar akan mudah dimasuki air

sehingga hancur lebih cepat dari pada tablet yang keras dengan rongga-rongga

yang kecil (Soekemi, dkk., 1987).

Kekerasan

Kekerasan diartikan sebagai kekuatan untuk menghancurkan tablet.

Kekerasan tablet ditentukan oleh besarnya tenaga yang diperlukan untuk

memecah tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu agar

dapat bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan,

pengepakan dan pengangkutan. Selain itu tablet juga harus dapat bertahan

terhadap perlakuan berlebihan oleh konsumen (Lachman, dkk., 1994).

Ketahanan dari tablet terhadap goncangan pada waktu pengangkutan,

pengemasan dan peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan

dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan

tablet. Kekerasan yang umum untuk tablet adalah 4 – 8 kg. Untuk tablet hisap dan

tablet sustained release kekerasannya 10 – 20 kg. Tablet kunyah mempunyai

kekerasan yang lebih kecil dari 3 kg. Walaupun kekerasan yang lebih tinggi

menghasilkan tablet yang bagus, tidak rapuh tetapi ini mengakibatkan

berkurangnya porositas dari tablet sehingga sukar dimasuki cairan yang

menyebabkan lamanya waktu hancur. Alat-alat yang dipergunakan untuk menguji

kekerasan tablet antara lain: Stokes Monsanto, Strong Cobb dan Pfizer (Soekemi,

dkk., 1987).

Friabilitas (Kerapuhan)

Kerapuhan ditandai sebagai massa seluruh partikel yang berjatuhan dari

tablet melalui beban pengujian mekanis. Kerapuhan diberikan dalam persen yang

ditarik dari massa tablet sebelum pengujian (Voight, 1994).

Kerapuhan dapat dipengaruhi oleh kandungan air dari granul dan produk

akhir. Seringkali kandungan air (kelembapan) rendah tetapi masih dalam batasan

yang dapat diterima dapat berfungsi sebagai pengikat. Granul yang sangat kering




dan hanya mengandung sedikit sekali persentase kelembapan, sering




menghasilkan lebih banyak tablet renyah daripada granul yang kadar

kelembapannya 2 sampai 4%. Karena itulah sangat sukar membuat tablet yang

mengandung sejumlah zat yang dapat dihidrolisis tetap stabil secara kimia

(Lachman, dkk., 1994).

 Disolusi

Disolusi adalah proses melarutnya obat (Ansel, 1989). Dua sasaran dalam

mengembangkan uji disolusi in vitro yaitu untuk menunjukkan pelepasan obat

dari tablet kalau dapat mendekati 100% dan laju pelepasan obat seragam pada

setiap batch dan harus sama dengan laju pelepasan dari batch yang telah

dibuktikan mempunyai bioavailabilitas dan efektif secara klinis (Lachman, dkk.,

1994).

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi yaitu:

1. faktor yang berkaitan dengan sifat fisikokimia obat

Sifat-sifat fisikokimia dari obat yang mempengaruhi laju disolusi meliputi

kelarutan, bentuk kristal, bentuk hidrat solvasi dan kompleksasi serta

ukuran partikel.

2. faktor yang berkaitan dengan formulasi sediaan

Formulasi sediaan berkaitan dengan bentuk sediaan, bahan pembantu dan

cara pengolahan. Pengaruh bentuk sediaan pada laju disolusi tergantung

pada kecepatan pelepasan bahan aktif yang terkandung didalamnya.

Penggunaan bahan pembantu sebagai bahan pengisi, pengikat, penghancur

dan pelicin dalam proses formulasi mungkin akan menghambat atau

mempercepat laju disolusi tergantung pada bahan pembantu yang dipakai.

Cara pengolahan dari bahan baku, bahan pembantu dan prosedur yang




dilaksanakan dalam formulasi sediaan padat peroral juga akan berpengaruh pada laju disolusi.
3. faktor yang berkaitan dengan alat uji disolusi dan parameter uji Faktor ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan selama percobaan yang meliputi kecepatan pengadukan, suhu medium, pH medium dan metoda uji yang dipakai (Syukri, 2002).

Pembagian Tablet
Berdasarkan pembuatannya tablet dibagi menjadi:
1. Tablet cetak (Compressed tablet)
Tablet ini dibuat dengan cara mengempa dan tidak mengandung penyalut yang khusus. Tablet cetak dibuat dari bahan-bahan berupa serbuk atau kristal dengan atau tanpa penambahan bahan pengisi, pengikat,pengembang, pelicin dan bahan-bahan tambahan lainnya.
2. Tablet bersalut (Coated tablet)
a. Tablet bersalut gula (Sugar Coated tablet) yaitu tablet yang disalut dengan lapisan yang terdiri dari gula dengan bahan-bahan yang sesuai dengan atau tanpa pemberian warna.
b. Tablet bersalut selaput (Film coated tablet) yaitu tablet yang disalut dengan lapisan tipis yang dibuat dari bahan-bahan sintetis atau bahan-bahan alam.
c. Tablet bersalut enterik (Enteric Coated tablet) yaitu tablet yang disalut dengan bahan-bahan yang tahan terhadap cairan lambung tetapi hancur dalam cairan usus.
3. Mutiple Compressed tablet yaitu tablet yang dicetak lebih dari sekali dengan menggunakan mesin pencetak tablet khusus.
a. Layered tablet yaitu tablet yang dibuat dengan mencetak granul-granul yang telah dicetak terlebih dahulu. Pencetakan dapat dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan tablet dengan 2 atau 3 lapisan.
b. Press Coated tablet (Dry Coated tablet) dibuat dengan mengisikan tablet-tablet yang telah dicetak pada mesin pencetak tablet yang khusus, kemudian dicetakkan granul-granul tambahan di sekeliling tablet 

0 komentar: